Sep 25, 2013

,

Rambut Eddi Brokoli laku 160 Juta


Tanggal 15 September 2013 merupakan hari yang mendebarkan untuk entertainer yang selama ini dikenal luas dengan rambut kribonya. Eddi Brokoli sudah bertekad bulat untuk merelakan rambutnya dipangkas habis dalam sebuah aksi sosial ‘Shave For Hope’. ‘Shave For Hope’ sendiri merupakan sebuah bentuk kepedulian yang diberikan kepada anak-anak pengidap kanker melalui pemotongan rambut massal.


Di tahun keduanya, ‘Shave For Hope’ yang dikomandoi oleh presenter Steny Agustaf mengajak selebritis untuk ikut serta menyumbangkan rambutnya. Hal ini digencarkan menjadi sebuah social media campaign melalui twitter dengan menggunakan hashtag #botakinseleb. Topik ini kemudian disambut meriah oleh masyarakat pengguna twitter. Beberapa nama selebritis lokal mulai muncul beserta foto mereka tanpa rambut. Lama-kelamaan mulai mengerucut dan hashtag berubah menjadi #stopkribomerajalela. Di sinilah muncul nama Eddi Brokoli. Awalnya Eddi menganggap ini hanya lelucon teman-temannya saja, jadi ia menanggapinya dengan santai. Kemudian hashtag berubah menjadi #botakinbrokoli dan ada akun @shaveforhope yang ikut serta. Eddi mulai penasaran dan membuka akun @shaveforhope, berlanjut ke websitenya. Saat itulah ia menyadari bahwa ini bukanlah suatu lelucon. Ternyata kegiatan potong rambut itu benar adanya dan tujuannya untuk membantu anak-anak pengidap kanker. Sejak itu Eddi mulai susah tidur karena ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, yakni cukur rambut.

Dukungan semakin deras mengalir agar Eddi bersedia menyumbangkan rambut kribonya. Saat ditemui di konferensi pers ‘Shave for Hope’ Rabu lalu, Eddi mengaku masih ada sedikit keraguan di dalam hatinya. Selama 15 tahun terakhir ia tak pernah sedikitpun memotong rambutnya. Dan kehilangan rambut adalah salah satu ketakutan terbesar yang sering mengganggu pikirannya. Eddi sempat berpikir lama akan keputusannya ini. Tapi ia sudah bertekad menyumbangkan rambut untuk dipangkas kemudian dilelang. Hasil dari lelang tersebut akan digunakan untuk pengobatan anak-anak kanker. Salah satu dukungan yang diberikan kepada Eddi dan membuat hatinya semakin yakin untuk menyumbang berasal dari sahabatnya Keni.  Melalui akun twitternya, Keni menuliskan sebuah pesan: “So proud of @eddiebrokoli + @shaveforhope #botakinbrokoli yg bantu anak2 pderita kanker. Rambut bs tumhbuh lg, tp nyawa bs hilang tak tertolong”.

Hari eksekusi pun tiba, sekitar pukul 13.30 WIB Eddi naik ke atas panggung ditemani oleh ayah, ibu, isteri, dan dua orang anaknya. Sebuah momen bersejarah dalam hidupnya akan dimulai. 15 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Hampir setengah dari usianya, rambut kribo itu setia melekat di kepala. Rambut kribo yang membuat ia dikenal luas di masyarakat. Rambut kribo itu pula yang selama ini memberikan ia penghasilan. “Jika tidak ada pembanding, memangkas habis rambut adalah suatu yang sangat berat buat saya. Tapi ini berbeda. Kehilangan rambut ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan anak-anak kanker yang harus kehilangan rambut karena efek pengobatan yang mereka alami. Saya kehilangan rambut tidak akan sakit karena cuma menggunakan alat cukup. Sedangkan anak-anak kanker, mereka tak punya pilihan. Dan saya tahu, itu pasti sakit”, ujar Eddi. Setelah Eddi mengungkapkan pidato singkatnya, lelang pun dimulai. Ada dua orang yang berlomba-lomba memberikan penawaran tertinggi atas rambut Eddi tersebut. Mereka adalah Windra mewakili Arsenal Indonesia Supporter(AIS) dan Iwan. Ternyata sebelumnya AIS telang mengimpun dana dari seluruh anggotanya di Indonesia untuk ‘memenangkan’ rambut Eddi. “Eddi merupakan anggota kehormatan AIS dan rambutnya yang kribo itu mengingatkan kita pada salah satu pemain sebak bola dari klub Manchester United. Makanya lebih baik kita buang jauh-jauh saja rambutnya”, jelas Windra sambil tertawa. Sedangkan Iwan, penawar tertinggi lainnya memiliki alasan yang lebih personal. Orang tua dan mertuanya meninggal karena terkena kanker dan dia juga mengapresiasi keputusan Eddi untuk menyumbangkan rambutnya.

Lelang akhirnya dimenangkan oleh AIS dengan angka Rp.95.000.000,-. Namun ternyata ada perwakilan dari pwc ikut menyumbang sebesar Rp. 25.000.000,- dan Iwan yang kalah lelang tetap menyumbang sebesar Rp. 40.000.000. Total sumbangan yang didapat dari hasil lelang menjadi Rp. 160.000.000,-. Setelah dicukur, rambut kribo Eddi menjadi milik AIS dan nantinya akan dipajang di basecamp pusat AIS di kawasan Pejaten Jakarta, sebagai bukti perjuangan AIS Se-Indonesia. /Tyas (Photos: Annas)








  









Related Posts:

0 comments: