Sep 4, 2010

,

Let’s unite to help one’s life.


DOK, JANGAN MENYERAH YA, OBATI AKU SAMPAI SEMBUH”
Based on true story
Aku Adzi Nurrahman Setia Putra, panggil saja aku Mas Adzi. Usiaku sekarang 4 tahun. Awal mulanya aku terdeteksi tanggal 20 Mei 2008 setelah telapak kaki dan tanganku putih selama 4 jam dari jam 3 sampai jam 7 pagi. Saat itu aku berusia 2 tahun lebih seminggu dan aku dibawa ke RS Hermina, Jatinegara. Aku harus melakukan transfusi, tapi kok sepertinya dokter terlihat curiga dan memintaku melakukan pengecekan leukosit (sel darah putih). Ternyata, setelah dicek leukositku 330.000 yang kata dokterku untuk anak seusiaku itu adalah kondisi yang berbahaya sehingga aku segera dimasukkan ke ruang ICU. Aku ingat saat itu orangtuaku harus mencari darah merah dan darah putih. Tidak lama kemudian dokter memberikan diagnosis yang cukup mengejutkan, terutama bagi orangtuaku, aku terdiagnosis leukemia. Dokter yang masih merasa butuh untuk meyakinkan lagi memintaku untuk mengikuti BMP (Bone Morrow Pungtie: untuk mengetahui sudah sejauh mana sel kanker menyebar dalam tubuh) tapi ternyata hasilnya benar, aku terkena leukemia high risk tipe ALL, L1 high risk. Orangtua saat itu panik namun dokter meminta orangtuaku untuk segera memilih rumah sakit yang dapat menanganiku, RS.Ciptomangunkusumo atau RSK Dharmais. Kebetulan dari tempat kerja papaku ada jaminan kesehatan dan itu berlaku di Dharmais. Sehingga segera, yaitu pada tangal 22 Mei 2008 aku masuk ke RS.Dharmais.

Awalnya sulit sekali bagiku untuk dapat beradaptasi mengenal suster-suster dan para dokter karena saat itu aku baru saja keluar dari ICU. Awalnya juga sulit sekali bagiku untuk menerima bagaimana aku harus menjalani pengobatan. Di mana aku harus berteman dengan jarum suntik, dengan infus, dan pengobatan-pengobatan yang aku sering dengar disebut dengan kemoterapi dan IT (Intratekal: memasukkan obat dari tulang sumsum belakang untuk mencegah penyebaran ke otak), yang rasanya bukan enak lebih cocok jika disebut SAKIT. Tapi aku tahu bahwa aku harus bisa beradaptasi dengan semuanya ini. Aku pelan-pelan mengerti bahwa aku sakit dan aku memang harus menjalani pengobatan ini, supaya aku sembuh. Lama-lama aku terbiasa juga dengan pengobatan-pengobatan itu meskipun sakit, pelan-pelan aku anggap saja sebagai permainan. Aku juga mulai kenal dengan para suster, dokter, dan kakak-kakak relawan yang ada di rumah sakit ini. Semuanya baik-baik dan cukup banyak menghibur aku. Mama juga selalu ada di samping aku, meskipun aku seringkali rewel tapi mama selalu sabar seakan-akan mengerti keadaanku.

Kesembuhan itu selalu kunantikan sehingga aku tetap menjalani seluruh pengobatan ini dengan sabar. Mama seringkali memberikan pengertian, jika aku ingin sehat aku harus makan ini makan itu, harus begini harus begitu. Aku berusaha semampuku untuk tetap bisa memenuhi apa yang mamaku minta meski kadang jika lagi dalam keadaan tidak baik, misalnya setelah kemo mood-ku jadi jelek sekali. Tapi sepertinya orang-orang di sekitarku mengerti karena setelah kemo aku merasa seluruh badanku sakit dan tidak enak. Tapi aku harus bisa, aku harus sabar, seringkali aku hanya duduk diam dan minta mama untuk mendorongku di kursi roda, berputar-putar di bangsal. Semua agar perhatianku terhadap sakit yang kurasakan teralih. Agar aku memperhatikan hal-hal lain yang membuat aku memikirkan yang lain. Agar aku bertemu dengan orang-orang yang akan menyapaku dan memberikan aku dorongan semangat.

Bulan demi bulan kulewati sampai berganti tahun. Kebanyakan hari-hariku ku lewatkan di rumah sakit ini. Beberapa kegiatan dari kakak-kakak membuatku sedikit terhibur mengingat tanpa itu rasanya hidupku akan menjadi terlalu membosankan. Aku masihlah seorang anak-anak. Aku masih sering merindukan bermain dengan bebas tapi aku mengerti keadaanku dan tidak apa-apa yang penting aku bisa sembuh. Sampai satu setengah tahun pengobatan, kira-kira di bulan Oktober 2009, aku mendengar bahwa aku dinyatakan relaps oleh dokter. Kondisiku turun, leukositku naik tinggi sementara HB(hemoglobin/sel darah merah) ku rendah. Aku mengetahui ini dan aku tidak mau menyerah. Saat ini rasanya badanku memang berbeda, tidak enak tapi ternyata aku masih harus mengikuti kemoterapi. Aku tidak boleh menyerah dan rasa sakit ini HARUS aku lawan. Aku tetap menerima kemoterapi dengan hati terbuka. Selama tiga bulan aku menjalani kemoterapi. Kemudian sekitar bulan Maret atau April aku mendengar kabar yang saaannnggaaatt menggembirakan!! Saat yang aku tunggu-tunggu, dokter mengatakan aku sudah bisa rawat jalan. WAH SENANG SEKALI! Aku lihat mama dan keluarga, dokter, dan kakak-kakak ikut berbahagia bersama aku. Hidupku rasanya penuh semangat sekarang. Sudah kubayangkan apa saja yang dapat aku lakukan jika pulang nanti.

Tapi, ternyata, hanya selang beberapa minggu, tanggal 19 Juli 2010 tiba-tiba leukositku dinyatakan tinggi, yaitu 27.000. Sehingga lagi-lagi aku diminta masuk rumah sakit. Dua hari di rumah sakit leukositku naik lagi menjadi 47.000. Saat itu harusnya aku ikut BMP namun ternyata lagi-lagi, untuk kedua kalinya aku mengalami relaps (terapi pengobatan kemoterapi satu siklus gagal). Awalnya sulit sekali ketika aku tahu tentang ini. Kupikir aku sudah bisa bebas di rumah tapi ternyata keadaanku malah memburuk. Mama juga keliatannya cukup stres dengan keadaanku. Dokter mengatakan untungnya limpaku dalam kondisi baik dan tidak ada gejala penyakitku ini akan menyerang bagian itu, Namun dokter mengkhawatirkan dalam kondisiku ini justru otaklah yang akan terserang. Katanya jika aku kejang-kejang, saat itu juga aku bisa meninggal dunia. Hatiku sedih sekali, tapi aku terus mencoba mencari kekuatan. Aku minta hiburan dari kakak-kakak, dari mama, dari dokter. Mungkin bagi mereka aku jadi terkesan manja, tapi aku butuh dukungan dan dengan cara ini aku bisa membangun kembali daya juangku. Dokter mengatakan satu-satunya jalan adalah dengan mengikuti transplantasi sum-sum. Tadinya dokter mengatakan transplantasi ini dapat dilakukan di Singapura. tapi mama khawatir jika aku ke singapura nanti aku akan kesepian karena kakak-kakak yang biasa menghiburku tidak ada lagi, begitu juga para dokter dan suster yang sudah sangat aku sayangi. Bagi mama pergi ke singapura belum tentu menjamin sementara aku sangat membutuhkan dukungan sosial dan memang begitu. Belum lagi memikirkan biaya yang akan meledak dan aku tidak dapat membayangkan bagaimana orangtuaku dapat mencarinya. Alhamdulilah, seorang dokter dari Semarang yang pernah melakukan transplantasi tulang sum-sum mendengar kasusku. Alhamdulilah semuanya bisa dilakukan di rumah sakit ini. Meskipun lagi-lagi biayanya tetap besar mungkin aku tidak mengerti seberapa banyak itu tapi aku selalu berdoa semoga mama dan papa bisa mendapatkan biaya itu. Allah mahabesar dan tidak ada yang mustahil bagiNya.

Aku belum tau rasanya pencangkokan tulang sum-sum seperti apa, tapi yang aku mau hanya sembuh. Aku harus kuat, aku harus bisa, aku harus sembuh. Jadi aku berusaha untuk tetap melewati hari-hariku dengan tawa. Aku sangat suka dengan satu lagu yang rasanya setiap aku mendengarkan lagu ini, aku selalu menjadi semangat lagi, mungkin kalian juga tahu, seperti ini lagunya,


Lirik Lagu D’Masiv – Jangan Menyerah
tak ada manusia yang terlahir sempurna
jangan kau sesali segala yang telah terjadi
kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
seakan hidup ini tak ada artinya lagi
syukuri apa yang ada
hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik
tak ada manusia yang terlahir sempurna
jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasanya
bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa

Aku belajar dari lagu ini bahwa aku harus sabar,tetap bersyukur dan tidak putus asa. Meskipun jujur memang berat rasanya dan aku tau banyak sahabat-sahabat kecilku yang sudah dipanggil lebih dulu. Namun aku tidak boleh menyerah, AKU MAU SEMBUH. Sehingga aku ingat pada suatu kali aku harus mengikuti IT, aku berucap pada salah satu kakak yang mendampingiku, bukan keluhan, tapi kukatakan dengan yakin,

“Kak tolong bilangin ke dokternya ya, jangan menyerah, obati aku sampai sembuh.”
Dan dokter mengatakan,
“Iya Mas harus terus semangat ya!”

Salam sayang selalu,
Adzi



Testimonial kakak-kakak dari YPKAI (Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia) untuk Mas Adzie
“Siapa yang nggak kenal… Mas Adzi sosok anak yang lucu, lincah, aktif, dan hebat. Serta mudah akrab. Hobbyku kalau di RS main mobil-mobilan yang sering di bawa ke sana kemari sama tiang infus. Serta main koleksi mobil-mobilan dan kereta Thomas. Tempat nongkrong di lobby RS hanya sekedar cari hiburan lihat mobil keluar masuk RS. Bagi yang akrab sama mas adzi pasti selalu ditunggui dan diantar ke lobby. Saya kenal Mas adzi sudah lama sejak pertama kali masuk tahun 2008 sudah banyak kenang-kenangan terindah saya sama anak ajaib ini. Mas Adzi merupakan icon/figure dari pasien-pasien lainnya karena ia selalu ceria dan semangat. Dulu kalau ditanya Mas Adzi di mana rumahnya, selalu bilang di “Mais” makanya Dharmais bisa dibilang rumah kedua Mas Adzi. Banyak orang yang kagum dan salut sama sosok adik kecil ini termasuk saya yang sehari-hari selalu bermain, bercanda, bersamanya. Sehingga saya ga bias lupakan sosok ade kecil ini. Sudah terlalu banyak kado terindah yang saya dapatkan dari ade kecil ini. Malah hal yang gak bias saya lupakan pada saat Mas adzi bilang agar disampaikan ke Dr.Edi waktu di ICU sebelum IT, “JANGAN MENYERAH.”. Anak ini benar-benar mau berjuang terus. Walau nggak benar-beanr ngerti apa terjadi pada dirinya. Itulah sosok anak ajaib yang selalu ketawa ketiwi kalau diajak main. Mas Adzi terus berjuang ya Dek! Kak Erwin selalu mendoakan terus untuk kamu. Sayang, cinta, selalu untuk anak ajaib, Mas Adzi, GBU Mas Adzi. ” ~Kak Erwin~

“Mas Adzi itu anaknya lincah, periang, kalau gak ketemu sehari aja bikin kangen. Semoga saja transplantasi tulang sum-sum ini berhasil sehingga Mas Adzi bias mencapai cita-citanya setinggi langit. Semangat ya sayang.. Kami selalu mendoakanmu.” ~Kak Rani~

“Mas Adzie, aku ketemu mas waktu mas kecil banget sekarang udah gede. Sejak ketemu mas aku melihat ternyata aku itu belum ada apa-apa dibanding mas. Seberapapun aku lagi menderita, aku mungkin aku gak pernah merasakan lebih dari mas. Tapi mas dalam usiamu yang masih kecil dan sudah harus melewati berbagai pengobatan yang akupun gak kebayang kalau aku yang melalui itu, Mas adzie justru yang seringkali buat kak olyve dan semua kakak-kakak yang lain tertawa seakan kamu gak merasakan sakit. Bahagianya kamu mas… dan kamu akan selalu jadi inspirasiku. Semoga semangatmu dan keyakinanmu membawamu pada kesembuhan dan banyak bantuan datang untukmu. God will always be with you… Love you little angel… Amin.”~Kak Olyve~

“Mas Adzie itu anak yang cerdas mentalnya, kuat, friendly. Jadi sahabatnya adalah saat dimana kita menjadi diri sendiri dan lebih bisa menghargai apa yang kita miliki, khususnya KESEHATAN. Mas adzie harus tetap kuat dan semangat. Terus berjuang untuk menggapai cita-cita karena aku YAKIN keberadaan mas Adzi bias membuat orang terinspirasi dan lebih MENGHARGAI HIDUP I Love Mas Adzi so much!!” ~Kak Ifa~

“Mas Adzi adalah anak yang ceria, mau belajar meskipun dia tinggal di rumah sakit, pandai, cepat bergau walaupun dengan orang yang lebih tua, semangatnya juga tinggi sekali dan mudah diberi tahu. Semangat, terus belajar, saying sama semua keluarga dan kakak-kakak relawan juga. Cepat sembuh ya mas, kakak sayang kamu.”~Kak Irene~

“Mas Adzi anak yang sangat ceria, aktif, lucu, dan menyenangkan. Tetap semangat ya De! Kita selalu mendukung dan ada buat Ade.” ~Kak Tirta~


Sahabat-sahabatku terkasih…
Inilah profil seorang anak yang terkena kanker darah yaitu leukemia. Seorang anak yang sedang berjuang menuju kesembuhan dan tidak pernah menyerah. Ia selalu menjalani dengan tabah segala apa yang sedang dan harus dilewatinya. Oleh karena relaps yang kedua kali, Mas Adzi kini harus menempuh pengobatan lain yaitu pencangkokan tulang sum-sum. Sejauh ini dokter berusaha sedemikian mungkin agar kondisi mas tetap stabil sehingga nyawanya tidak terancam sebelum benar-benar dilaksanakan pencangkokan tulang sum-sum. Dana yang dibutuhkan untuk menyelamat nyawa mas adzi dengan pencangkokan tulang sum-sum sekitar 1-1,5 Milyar. Keluarga mas adzi berasal dari keluarga sederhana yang selama ini sudah mengusahakan sebaik mungkin untuk mas Adzi. Namun, pengobatan kali ini memakan dana yang sangat besar sehingga keluarga sangat membutuhkan uluran tangan kita semua.

Sahabat, Mas Adzi kami sebut sebagai anak ajaib. Dia sudah menjadi banyak sekali inspirasi bagi para kakak-kakak relawan, ibu-ibu di rumah sakit, dan anak-anak kanker yang lainnya melalui semangat dan keyakinannya. Jika ada di antara kamu semua yang merasa terinspirasi juga oleh Mas Adzi. Mari, bersama-sama kita bantu Mas Adzi agarTERUS MENJADI INSPIRASI BAGI KITA, BAGI ANAK-ANAK KHUSUSNYA ANAK-ANAK DENGAN PENYAKIT KANKER BAHWA KANKER SEHARUSNYA TIDAK LAGI DIANGGAP SEBAGAI MONSTER, TAPI TANTANGAN BESAR YANG SIAP KITA HADAPI DAN KITA LAWAN.
“Setiap anak dengan penyakit kanker memiliki kesempatan untuk HIDUP. Mari ambil bagian dengan melakukan sesuatu untuk membuat impian anak-anak ini menjadi nyata.”
(nn)
“We make a living by what we get but we make a life by what we give”
(Winston Churchill)
Cara membantu:
  1. Jika anda memiliki dana dan ingin menyumbang bagi pengobatan Mas Adzi maka anda dapat membantu dengan mengirimkan sejumlah dana sesuai kemampuan Anda, berapapun itu, sekecil apapun sangat berarti bagi Mas Adzi.
Rekening
Mandiri 129-00-0763368-4 a/n SAGIONO Kantor Kas Bekasi Ujung Aspal
BCA 6870 600 320 a/n SAGIONO KCP Pondok Gede Plaza
2. Jika Anda merasa belum dapat membantu dana, Anda TETAP dapat membantu Mas Adzi dengan meneruskan email/surat/notes ini kepada sahabat-sahabat Anda yang lain.
    Terakhir, terimakasih banyak karena Anda sudah mau membaca wacana ini dan apalagi mau ikut membantu. Bukan semoga, tapi PASTI Tuhan akan membalas budi baik kalian yang mau bersama-sama membantu menyelamatkan nyawa satu orang anak. God bless us all!
    Notes:
    Mas Adzi saat ini dirawat di RS Kanker Dharmais, Slipi-Jakarta di Bangsal Anak lt.4.
    Jika ada dari penyumbang sekalian yang mau menengok Mas Adzi dipersilahkan NAMUN sebelumnya mohon untuk mengontak contact person kami sebelumnya karena harus melihat kondisi Mas Adzi.
    CP: Rani 0811 850 463 / Ollyve 0899 825 6448
    INFORMASI TENTANG KANKER ANAK:
    http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/msg03025.html

    Continue reading Let’s unite to help one’s life.