Nov 1, 2012

Selamat Jalan Bang Remy Soetansyah....

Hidup, mati, jodoh, rezeki... Semua memang misteri Illahi. Tak ada yang bisa menebak dan meperkirakannya dengan pasti. Kali ini berita duka datang dari sahabat yang bahkan sudah saya anggap sebagai abang sendiri. Remy Soetansyah yang lahir dengan nama Koernia Rusmir, seorang wartawan musik senior dan juga penyair.

Perkenalan dengan bang Remy cukup unik juga sebenarnya. Sejak bantuin Chaseiro, saya mulai kenal orang-orang yang berkecimpung di dunia musik. Mulai dari musisi sampai wartawan musik. Yaaa..salah satunya bang Remy ini. Berawal dari pertemanan di Facebook. Bang Remy yang mengirim friend request ke akun fb saya. Ga tau juga alasannya kenapa, mungkin karena sering lihat saya "seliweran" di akun mutual friend-nya kali ya. Setelah di Facebook, berlanjut ke Twitter. Waktu itu bang Remy belum terlalu lama aktif di Twitter. Terus Beliau mengirimkan inbox di Facebook saya, "Tyas, kamu di twitter namanya apa sih? Kok dicari-cari ga nemu deh". Kaget juga saya sampe "dicari-cari" begitu. Kebetulan saya juga sudah menjadi follower bang Remy di Twitter. Saya sih ga pernah "mengemis" followback dari orang-orang yang saya follow, toh saya yang butuh mereka. Sekalipun minta follow ya pasti karena ada perlu dan harus lewat Direct Message. *hehe intermezo dikit ah*. Waktu dapet inbox tersebut saya langsung mention bang Remy di Twitter. "Bang Remy, ini Tyas. Hehehehe". Mulai dari situ lah kita sering sahut-sahutan di Twitter. Tapi memang sifat bang Remy yang humble dan senang bergaul, jadi Beliau senang ngobrol dengan siapa pun. Itu salah satu sifat yang saya kagumi dari bang Remy. Yaaaa kalo dipikir-pikir siapalah daku ini?? *ciee :p

Senin, 29 Oktober merupakan hari yang campur aduk bagi saya. Hari itu berawal dengan penuh suka cita, namun berujung duka. Tepat pada hari itu mas Dion berulang tahun. Sejak awal saya memang berniat membelikan sesuatu, setidaknya sebuah kue ulang tahun sederhana. Sehari sebelumnya mas Dion bilang. "Remy ngajak ketemuan, dia mau minta bikinin acara musikalisasi puisinya. Paling hari Senin deh siang-siang gitu". Ohhhh.. yaudahlah sekalian aja di situ. Pas ada banyak orang juga.

Senin siang, saya membawa kue ke tekape tapi melipir dulu sebentar ke dapur Q-liner Resto. Saya menitipkan kue itu di freezer resto dan rencananya mau dikeluarkan saat sudah kumpul semua. Ternyata di resto sudah ada bang Remy, mbak Nini, mas Dion, dan mas Yuri. Mereka ngobrol santai tentang acara yang mau digelar bang Remy. Bla..bla..bla..ngobrol jadi ngalor-ngidul. Ngomongin mas muda, bandel-bandelan, dan ternyata bang Remy dan mas Dion sudah berteman sejak tahun 1984 (Gw belon lahir cuyyy..hihihi). Mereka pernah kerja bareng di Majalah Vista.

Bang Remy beberapa kali minta "pamit" tapi kita tahan. Yaaa karena takut bang Remy keburu pulang, akhirnya saya keluarin deh kuenya. Kita doa bareng (bang Remy dipaksa memimpin doa) dan makan kue ram-rame. Sebelumnya dia bilang "Duh sebenernya gw ga boleh nih makan beginian..." tapi akhirnya tandas juga sepotong kue. Setelah makan kue, ngobrol lagi sebentar, lalu Beliau pamit lagi. "Gw pamit ya, mau pergi lagi". Kita melepas kepergian bang Remy dengan sikap yang biasa saja. Tak ada firasat apapun.

Ultah mas Dion (sebelum bang Remy drop)


Selang 3 jam dari perpisahan tadi, saya mendapat kabar. "Bang Remy masuk RSPP". Berita ini mulai menyebar di social media, awalnya mas Stanley yang memberi kabar. Ternyata bang Remy muntah-muntah di kantornya dan kemudian tak sadarkan diri. Akhirnya dibawa ke RS dan langsung koma. Bang Remy kena stroke lagi. Deg!! langsung hati kebat-kebit denger berita ini. Sudah terbayang hal-hal yang buruk di kepala. Beberapa tahun lalu bang Remy juga sempat terkena stroke tapi hanya menyerang wajahnya saja (stroke kosmetik). Sejak saat itu ruang geraknya menjadi agak terbatas, bobot tubuhnya menyusut, dan bicaranya agak kurang jelas. Setelah sekian lama menjalani pengobatan dan terapi-terapi, bang Remy sudah mulai keliatan sehat dan segar lagi. Bicaranya pun sudah mulai jelas. Semua kelihatan semakin baik.

Saya berencana untuk menjenguk bang Remy di RS. Janjian sama mas Dion, kira-kira jam 6-7 malam. Tapi dipikir-pikir kasihan juga, Beliau butuh istirahat dan mungkin kita juga ga akan kuat melihat kondisinya yang sudah penuh slang. Menurut mas Dion lebih baik jenguk besok aja, agak pagian sebelum meeting sama mas Bens. Setidaknya kita ketemu sama mbak Ayum (isteri bang Remy) dan Dio (anak tertua). Tak seberapa lama setelah keputusan untuk batal menjenguk dibicarakan, mas Dion mendapat BBM yang menanyakan apakah benar bang Remy meninggal. Kita tidak mau langsung percaya dengan kabar yang beredar, akhirnya kita langsung bertanya ke orang terdekat bang Remy.......dan ternyata benar,

Innalillahi wainnaillaihi rajiun. Memang sudah tiba waktunya. Selamat jalan bang Remy. Ternyata kemarin memang abang pamit untuk selama-lamanya.

Setelah kejadian, barulah kita flash back dengan hal-hal yang bang Remy lakukan. Mungkin itu semua memang pertanda. Status-status Facebook yang sangat relijius, DP BBM "Ajal tak menunggu tobatmu", dua buah puisi bertemakan kematian, dan masih banyak lagi hal yang kalau kita telusuri lagi membuat kita berpikir "ohhhh ini maksudnya".

Di rumah duka Tomang


Beikut dua buah puisi bang Remy yang ditulis sebelum Beliau wafat. Semoga bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua. Salam.


HARI INI MATI
(by Remy Soetansah)

Hari ini tak ada berita
koranku putih
radioku hening
smsku bersih
televisiku diam
e mailku tercenung
skypeku padam

Hari ini tak ada berita seluruh mediaku kututup
tertutup dan tercenung
tanganku gamang
mulutku terkunci
mataku pejam
telingaku tuli
komputerku mati

Dan di depanku
ada mayat tergeletak
ia tak bernama
tak berktp
tak berpartai
tak berkelas
tak berbendera
dan itu
aku
 
September 12 at 1:19pm




ANDAI HARI INI AKU DIMAKAMKAN
( Renungan untukku ,untukmu dan untuk kita semua )
Hari ini ku mati,
Perlahan…
Tubuhku ditutup tanah.
Perlahan…

Semua pergi meninggalkanku…
Masih terdengar jelas langkah² terakhir mereka,
Aku sendirian,
Di tempat gelap yg tak pernah terbayang,
Sendiri,
Menunggu pertanyaan malaikat…
 Belahan hati,
Belahan jiwa pun pergi.
Apa lagi sekedar kawan dekat atau orang lain.
Aku bukan siapa² lagi bagi mereka…
Sanak keluarga menangis,
Sangat pedih,

Aku pun demikian,
Tak kalah sedih…
Tetapi aku tetap sendiri,
Disini, menunggu perhitungan.

Menyesal sudah tak mungkin.
Tobat tak lagi dianggap,
Dan maaf pun tak bakal didengar,
Aku benar² harus sendiri…

Ya اَللّهُ ,,
Jika Engkau beri aku 1 lagi kesempatan,
Jika Engkau pinjamkan lagi beberapa hari milikMU,
Untuk aku perbaiki diriku,

Aku ingin memohon maaf pada mereka…
Yg selama ini telah merasakan zalimku,
Yg selama ini sengsara karena aku,
Tersakiti karena aku…

Aku akan kembalikan jika ada harta kotor ini yg telah kukumpulkan,
Yg bahkan kumakan,

Yaa اَللّهُ Beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
Untuk berbakti kepada ayah & ibu tercinta…

Teringat kata² kasar & keras yg menyakitkn hati mereka,
Maafkan aku ayah & ibu, mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu,
 Aku sungguh ingin bersujud dihadapan-Mu lebih lama lagi..
Begitu menyesal diri ini.
Kesenangan yg pernah kuraih dulu,
Tak ada artinya sama sekali…

Mengapa kusia²kan waktu hidup yg hanya sekali itu…?
Andai aku bisa putar ulang waktu itu
Aku dimakamkan hari ini,

Dan ketika semua menjadi tak termaafkan,
Dan ketika semua menjadi terlambat,
Dan ketika aku harus sendiri…
Untuk waktu yg tak terbayangkan sampai yaumul hisab & dikumpulkan di Padang Masyar…


1 Mei 2012





Continue reading Selamat Jalan Bang Remy Soetansyah....

Sep 27, 2012

Our September



Do you remember, 21st night of September?

Sepenggal lirik dari band yang kita suka. Dan kenapa bisa pas ya? Tiba-tiba aja keinget lagu itu, setahun yang lalu..

Tahun ini kita ga bisa bareng-bareng di tanggal yang cukup penting itu. Aku seneng banget deh kamu inget, sebelum aku bilang. Hehehe. Aku udah inget dari beberapa hari sebelumnya. Hmmm kamunya di luar kota sih. Agak sedih sih dikit. Walaupun sebenernya aku juga bukan tipikal yang suka bikin perayaan di tanggal-tanggal tertentu gitu. Tapi kan pengen juga bareng-bareng di hari yang special. But it isn't a big deal kok :)


Aku tau kamu lagi hectic banget ngurus acara di Solo yang agak kacau itu, makanya aku hubungin kamu seperlunya aja deh. Tiba-tiba ada whasapp dari kamu dengan penuh emoticon lope-lope-an.

Sept.21.. Do you remember.. I love you, dear.
I am trying to be more and more loving you trully, day by day.
That's one I have..Love!
I give to you, only you..


Berkaca-kaca bacanya *lebay*. Hihihihi. Makasih ya kakak sayang.
Thank you for loving me. I'll always be there for you.




Continue reading Our September

Jan 17, 2012